Jangan Asal Tulis! Pemilihan Kata Bisa Tentukan Nasib CV-mu
Curriculum Vitae (CV) sering kali menjadi pintu pertama yang membuka peluang menuju wawancara kerja. Dalam praktik perekrutan, perekrut hanya memiliki waktu singkat untuk meninjau setiap CV yang masuk, sehingga kejelasan dan kekuatan penyampaian informasi menjadi faktor penentu. Bukan hanya pengalaman kerja dan riwayat pendidikan yang perlu diperhatikan, tetapi juga bagaimana sebuah CV disusun melalui pilihan kata. Kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan diri, pencapaian, serta kontribusi, mampu menentukan kesan yang terbentuk di mata perekrut maupun sistem Applicant Tracking System (ATS).
Selama ini, banyak pelamar kerja masih menyepelekan pemilihan kata dan lebih berfokus pada panjangnya daftar pengalaman. Padahal, kata yang dipilih tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap, melainkan juga menjadi representasi dari cara seorang profesional mengomunikasikan nilai dirinya. CV yang disusun dengan kata-kata yang tepat dapat menampilkan citra profesional yang lebih kuat, sekaligus membedakan seorang kandidat dari ratusan pelamar lainnya.
Prinsip Dasar Penulisan CV
Dalam menyusun CV, terdapat tiga prinsip dasar yang sebaiknya selalu diperhatikan, yakni jujur, spesifik, dan relevan. Kejujuran adalah hal utama. Klaim yang tidak sesuai kenyataan, meskipun tampak mengesankan, akan berisiko besar jika perekrut menanyakan lebih lanjut saat wawancara. Spesifik berarti setiap pencapaian atau pengalaman dijelaskan dengan detail yang nyata. Misalnya, menuliskan “berhasil meningkatkan penjualan sebesar 20% dalam enam bulan” akan lebih meyakinkan daripada sekadar menulis “berhasil meningkatkan penjualan.” Sementara itu, relevansi menunjukkan bahwa setiap informasi dalam CV harus selaras dengan kebutuhan posisi yang dilamar, bukan sekadar menyajikan daftar panjang pengalaman yang tidak berhubungan.
Dengan memegang prinsip dasar ini, CV akan terbaca lebih kredibel dan fokus. Perekrut akan lebih mudah memahami nilai yang dibawa oleh seorang pelamar, sekaligus melihat kesesuaian kompetensi dengan peran yang ditawarkan.
Kata Sifat dan Kata Kerja Aksi: Kombinasi yang Tepat
Pemilihan kata dalam CV dapat dibedakan menjadi dua kategori besar, yakni kata sifat dan kata kerja aksi. Kata sifat membantu menekankan kualitas diri yang positif, seperti berdedikasi, proaktif, inovatif, atau penuh inisiatif. Namun, penggunaan kata sifat semata tanpa dukungan bukti konkret berpotensi membuat CV terasa klise.
Di sisi lain, kata kerja aksi berfungsi untuk menunjukkan hasil nyata dari kualitas tersebut. Kata kerja seperti mengelola, mengoptimalkan, merancang, atau memimpin memperlihatkan tindakan konkret yang pernah dilakukan. Sebagai contoh, alih-alih hanya menuliskan “pekerja keras,” sebuah CV akan lebih kuat bila ditulis “mengelola tim beranggotakan 10 orang untuk menyelesaikan proyek tepat waktu.” Dengan kombinasi kata sifat dan kata kerja aksi, CV tidak hanya menggambarkan karakter, tetapi juga membuktikan kontribusi yang telah diberikan. Jadi, pola sederhana yang bisa langsung dipakai adalah [Kata kerja aksi] + [Tindakan spesifik] + [Hasil yang terukur / dampak]. Contoh lainnya adalah:
- Contoh 1 — versi lemah:
Bertanggung jawab atas pemasaran digital.
- Contoh 1 — versi kuat:
Mengelola kampanye pemasaran digital untuk 3 produk utama, meningkatkan traffic website 40% dalam 6 bulan melalui optimasi konten dan penjadwalan iklan.
- Contoh 2 — versi lemah:
Tim customer service.
- Contoh 2 — versi kuat:
Memimpin tim customer service beranggotakan 8 orang; mengurangi waktu respons rata-rata dari 24 jam menjadi 8 jam dan meningkatkan skor kepuasan pelanggan dari 78% menjadi 92%.
Kesalahan Umum dalam Pemilihan Kata
Meskipun tampak sederhana, banyak kesalahan yang sering dilakukan dalam pemilihan kata untuk CV. Kesalahan yang paling sering dijumpai adalah penggunaan kata-kata klise tanpa dukungan data. Contoh klasik seperti “mampu bekerja di bawah tekanan” atau “pekerja keras” tidak lagi memiliki bobot, karena terlalu sering digunakan tanpa penjelasan spesifik.
Kesalahan lain adalah menyalin deskripsi pekerjaan dari pengalaman sebelumnya tanpa menunjukkan pencapaian nyata. CV sebaiknya menekankan pada hasil, bukan hanya tugas. Selain itu, penggunaan istilah yang terlalu umum, ambigu, atau berlebihan juga dapat membuat perekrut ragu terhadap kredibilitas pelamar. Menghindari kesalahan-kesalahan ini akan membuat CV tampil lebih jelas, terukur, dan profesional.
Checklist Sebelum Mengirim CV
Sebelum mengirimkan CV, ada baiknya melakukan evaluasi akhir agar dokumen yang diserahkan benar-benar mencerminkan profesionalisme. Beberapa hal yang bisa dijadikan daftar pengecekan antara lain:
- Apakah setiap kata sifat yang digunakan memiliki dukungan berupa contoh atau pencapaian nyata?
- Apakah kata kerja aksi sudah cukup bervariasi untuk menggambarkan berbagai peran dan kontribusi?
- Apakah kata-kata kunci yang relevan dengan deskripsi pekerjaan sudah tercantum dengan baik?
- Apakah ada kata-kata klise atau istilah yang terlalu umum yang sebaiknya dihapus?
- Apakah format, gaya bahasa, dan struktur keseluruhan sudah konsisten dan mudah dibaca?
Checklist sederhana ini dapat membantu memastikan bahwa CV siap bersaing, baik di mata perekrut maupun sistem ATS.
Pada akhirnya, CV bukan hanya tentang riwayat pekerjaan, tetapi juga bagaimana kamu membingkai pengalaman agar terlihat bernilai. Dengan pemilihan kata yang tepat, kamu bisa meningkatkan peluang untuk menarik perhatian rekruter sejak awal.
Informasi lebih lanjut:
Aqilla Sekar Ningrum Prastyo
Corporate Communication
PT Mitra Utama Madani
corcom@mum.co.id