Harga Emas Melejit: Investasi Aman atau Momen FOMO?
Belakangan ini, harga emas sedang naik-naiknya. Pada pertengahan Mei 2025, harga emas dunia naik hampir 2% dalam sehari, menyentuh angka US$3.239,80 per troy ons—angka ini merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir (CNBC Indonesia, 2025).
Kenaikan ini juga dirasakan di Indonesia. Harga emas batangan Antam pada 20 Mei 2025 menembus Rp1.970.000 per gram, dan bahkan produk emas UBS dan Galeri24 ikut mengalami kenaikan (Pikiran Rakyat, 2025).
Kondisi ini membuat banyak orang mulai bertanya: apakah sekarang waktu yang tepat untuk membeli emas, atau justru ini hanya momen heboh sesaat karena tren (FOMO – Fear of Missing Out)?
Mengapa Harga Emas Bisa Naik?
Tempo.co (2025) menyebut bahwa naiknya harga emas disebabkan oleh tiga faktor utama: ketidakpastian global, arah kebijakan suku bunga, dan tingginya permintaan emas fisik dari negara-negara Asia.
1. Ketidakpastian Global
Dunia sedang tidak baik-baik saja. Ketegangan politik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta konflik di Timur Tengah, membuat investor mencari tempat aman untuk menyimpan uang. Dalam situasi seperti ini, emas sering dianggap sebagai "pelindung nilai" karena harganya cenderung stabil dibandingkan instrumen lain.
2. Isu Suku Bunga Bank Sentral
Banyak investor menduga bahwa Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat) akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Ketika bunga turun, nilai uang tunai jadi kurang menarik. Emas pun menjadi alternatif karena nilainya tidak tergantung pada bunga.
3. Permintaan yang Meningkat
Negara-negara Asia dan bank sentral dunia banyak membeli emas untuk cadangan keuangan mereka. Akibatnya, permintaan meningkat sementara jumlah emas di pasaran tetap. Hukum ekonomi berlaku: permintaan naik, harga ikut naik.
Apa Keuntungan Investasi Emas?
Banyak orang membeli emas karena berbagai alasan. Beberapa kelebihan emas sebagai investasi adalah:
1. Melindungi Nilai Uang
Melalui Tirto.id, Bank Indonesia menyebut emas sebagai salah satu aset yang dapat melindungi nilai kekayaan di tengah tekanan inflasi. Ketika inflasi tinggi, daya beli uang menurun. Dalam kondisi seperti ini, harga emas justru cenderung naik, sehingga dapat menjaga nilai kekayaan kita.
2. Mudah Dicairkan
Menurut situs SikapiUangmu milik OJK, salah satu keunggulan emas adalah kemudahannya untuk diuangkan saat dibutuhkan. Emas adalah aset yang sangat likuid. Bisa dijual dengan cepat di toko emas, marketplace digital, hingga pegadaian.
3. Aman untuk Jangka Panjang
Dalam laporan CNBC Indonesia (2025), harga emas global mencapai rekor tertinggi dalam 5 tahun terakhir, menunjukkan potensi stabilitas jangka panjang. Meski harga emas bisa naik-turun dalam jangka pendek, dalam periode panjang nilainya cenderung naik.
Tapi, Apakah Investasi Emas Selalu Menguntungkan?
Tentu tidak. Sama seperti investasi lain, emas juga punya kelemahan:
1. Harga Bisa Naik-Turun Tajam
Harga emas bisa berubah drastis dalam waktu singkat. Kalau beli saat harga tinggi dan harus jual saat turun, bisa rugi.
2. Tidak Memberi Pendapatan
Berbeda dengan saham atau deposito yang bisa memberi dividen atau bunga, emas tidak memberi penghasilan rutin. Keuntungannya hanya dari selisih harga jual dan beli.
3. Ada Biaya Tambahan
Kalau beli emas fisik, kamu harus pikirkan tempat penyimpanan yang aman, bahkan kadang perlu bayar sewa safe deposit box atau biaya asuransi.
Waspadai FOMO: Jangan Beli Emas Karena Ikut-Ikutan
Sekarang ini, banyak orang merasa panik karena takut ketinggalan tren dan khawatir kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Fenomena ini disebut FOMO (Fear of Missing Out). FOMO dapat mendorong kita membeli emas dalam jumlah besar tanpa pikir panjang, hanya karena lihat orang lain beli.
Agar tidak terjebak FOMO, perhatikan beberapa hal berikut:
1. Tanya Dulu: Apa Tujuan Investasimu?
Apakah kamu ingin menabung untuk dana darurat, biaya sekolah anak, atau pensiun? Pastikan emas cocok dengan tujuan itu. Jangan hanya beli karena "katanya lagi naik".
2. Belajar dan Lakukan Riset
Sebelum membeli, cari tahu lebih dulu: bagaimana harga emas bergerak, faktor apa saja yang memengaruhinya, dan bagaimana perbandingannya dengan investasi lain seperti reksa dana atau deposito.
3. Jangan Masukkan Semua Uang ke Emas
Ini prinsip dasar investasi: diversifikasi. Artinya, jangan simpan semua uangmu di satu tempat. Campur dengan investasi lain agar risiko lebih seimbang.
4. Gunakan Strategi Cicilan (Dollar Cost Averaging)
Daripada langsung beli banyak sekaligus, lebih baik beli sedikit demi sedikit secara rutin (misalnya tiap bulan). Dengan cara ini, kamu bisa menyebar risiko harga naik-turun.
5. Konsultasi dengan Ahli
Kalau masih bingung, kamu bisa bicara dengan perencana keuangan. Mereka bisa bantu sesuaikan rencana investasimu dengan kondisi keuangan pribadi.
Harga emas memang sedang naik tajam dan ini membuat banyak orang tertarik. Tapi sebelum terburu-buru membeli, penting untuk mempertimbangkan baik-baik: apakah kamu benar-benar butuh investasi emas, atau hanya tergoda karena takut ketinggalan tren?
Emas bisa menjadi investasi yang baik kalau kamu membelinya dengan strategi yang tepat, sesuai kebutuhan, dan tidak emosional. Jadi, bukan soal cepat-cepat beli atau tidak, tapi soal bagaimana kamu mengambil keputusan dengan bijak.
Informasi lebih lanjut:
Aqilla Sekar Ningrum Prastyo
Corporate Communication
PT Mitra Utama Madani
corcom@mum.co.id